parenting,

Belajar Mengajar Menulis Pertama

Bondan Bondan Follow Jul 23, 2021 · 2 mins read
Share this

Prakata

17 Juli 2021 adalah pengalaman pertama saya mengajari Shinichi menulis. Peralatan menulis yang bagus sudah saya persiapkan, dan Shinichi juga sudah siap. Dia sekarang berumur 4 tahun, dan ini pertama kalinya dia belajar menulis, karena sudah masuk TK A yang ada mata pelajaran menulis. Mungkin banyak anak sebayanya sudah bisa menulis karena diajari waktu PAUD.

Suatu yang pertama pasti selalu ada hal-hal yang kurang. Dalam hal ini, saya juga sekaligus belajar bagaimana cara yang tepat untuk mengajari anak menulis. Ada beberapa hal yang kurang tepat saya lakukan.

Tanpa awalan

Tugas dari sekolah adalah membuat lingkaran. Sudah ada titik-titik berbentuk lingkaran dalam buku yang diberikan. Masalahnya, Shinichi baru pertama kali memegang pensil, tentu pegangan tangannya masih kurang kuat. Teknik memegang sudah dia pelajari dari Bundanya, dengan kata “Dor” — jemarinya membentuk pistol, lalu pensil diletakkan di sela ibu jari dan telunjuk, dan ujung jari telunjuk serta ibu jari disatukan.

Ajakan yang menarik untuk anak juga luput dari pengalaman pertama ini. Saya hanya berpikir, “Shinichi sudah bisa membuat pola pembuka kunci Android, pasti bisa menyatukan titik-titik di buku.” Ternyata tidak semudah itu. Saya lupa kalau pola di Android otomatis lurus atau rapi.

Kurang kuatnya pegangan jari Shinichi pada pensil membuat dia kesulitan mengatur gerakan sesuai pola. Dia berusaha berkonsentrasi antara memegang pensil, menggerakkannya, dan memperhatikan pola di kertas, sehingga matanya pun kadang tidak fokus.

Mungkin solusinya nanti adalah dengan melatih dia membuat titik dan garis dulu, membuat pola yang lebih mudah daripada lingkaran. Walaupun tugas selanjutnya adalah membuat huruf abjad dan huruf hijaiyah.

Tanggapan hasil yang kurang positif

Padahal dia selalu semangat dan tersenyum saat menulis. Tapi kenapa sikap saya terlalu serius? Ini tindakan yang kurang tepat. Saya teringat drama Jewel In The Palace ketika Jang Geum kecil berhasil menulis beberapa karakter, ayahnya tersenyum sebagai bentuk apresiasi. Anak-anak memang butuh apresiasi seperti ini untuk membangun semangat. Maafkan Papa ya, Shinichi.

Mungkin saya terpengaruh oleh betapa “cengengesannya” Shinichi. Padahal itu lucu, tapi membuat saya jadi kurang sabar, yang akhirnya malah membuat tulisannya berantakan.

Langkah selanjutnya

Shinichi, mari kita membuat semut yang banyak, dan kita satukan dengan garis-garis. OK?

Sementara ini fokusnya adalah membentuk sikap menulis terlebih dahulu dan menguatkan tangan. Dengan membuat titik-titik dan garis-garis, semoga bisa membantu. Dia cukup bersemangat, karena ini adalah hal yang dia inginkan: bersekolah.

Video

Belajar Menulis Pertama


Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Bondan
Written by Bondan Follow
Blogger, Employer, love to explore new ideas and write on my morning coffee!