Menjadi orang tua yang bekerja di luar kota dan bertemu keluarga seminggu sekali itu rasanya kurang terlibat dalam kehidupan anak. Maka membangun kualitas kehadiran sebagai ayah perlu saya pelajari lagi.
Daftar Isi
Sebagai Ayah
Sebagai seorang ayah pasti ingin melihat anaknya bahagia. Tapi juga punya kekhawatiran ketika melihat mereka mengatasi masalah mereka.
Apalagi untuk sekarang kami ada di tempat yang jauh satu sama lain. Pasti kekhawatiran itu bertambah.
Pada dasarnya bekerja adalah salah satu bentuk tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan. Walaupun saat ini kewajiban itu menjadi hambatan untuk kewajiban yang lain.
Pastinya ada cara untuk terlibat lagi dalam kehidupan anak-anak. Maka salah satunya dengan membangun kualitas kehadiran sebagai Ayah.
Saya harus memahami beberapa kewajiban saya sebagai orang tua. Yang pertama adalah menyediakan kebutuhan finansial, lalu memberikan perlindungan baik itu fisik maupun emosional.
Tidak hanya itu, sebagai orang tua juga harus menjadi teladan, memberikan pendidikan, dan menjadi pendamping untuk mendukung mereka mencapai tujuan.
Cara untuk membangun Kehadiran sebagai Ayah dengan Do’a
Saya menyadari bahwa bukanlah hanya tempat yang mengikis keterlibatan Ayah dalam pengasuhan.
Walaupun orang tua dan anak dalam satu tempat tapi tidak ada “kehadiran” mereka, maka hal itu juga bisa saya katakan mengikis keterlibatan.
Sebagai orang tua yang khawatir yang pertama harus saya lakukan adalah berdoa, minimal lima kali sehari. Do’a itu seperti do’a Nabi Ibrahim Alaihissalam;
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang yang sholeh.
Surat As-Saffat Ayat 100
lalu ada doanya lagi
Surat Ibrahim Ayat 35 dan 40
Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.”
Bunda sebagai Jembatan Kehadiran Seorang Ayah
Ayah mempunyai kewajiban keteladanan. Bekerjasama dengan bundanya anak-anak adalah suatu keharusan.
Saya mempunyai kewajiban berterima kasih juga pada bundanya anak-anak. Karena telah memberitakan sesuatu yang baik tentang saya kepada anak-anak.
Padahal saya juga mempunyai ego karena keterbiasaan sendiri, jadi mempunyai dunia sendiri dan sering lupa diri.
Sesekali Bundanya anak-anak “Njawil” saya untuk mengingatkan, mandikan anak-anak, temenin bermain, temenin belajar, temenin anak keluar jalan-jalan.
Baca Juga Pentingnya Ilmu Parenting untuk Orang Tua
Kesimpulan
Membangun kualitas kehadiran sebagai ayah jarak jauh bisa kita lakukan dengan berbagai macam tips. Tapi yang memegang hati saya, hati anak-anak adalah Allah. Maka Do’a adalah salah satu cara untuk mewujudkan itu.
Selanjutnya, berumah tangga itu memang selayaknya bekerjasama. Bundanya anak-anak adalah partner kita dalam membangunnya.
Referensi
Kajian Ustadz Budi Azhari. November 2016. Belajar dari Nabi ibrahim Alaihissalam. Salima TV. Waktu Akses 19 Januari 2023
Semoga selalu dikuatkan ya mas Bondan dan para ayah lainnya yang mesti melalui momen keterpisahan jarak.
Amien. Semoga Allah selalu memberika penjagaan
Seperti kisahnya Nabi Ibrahim as, ya. Meski berjauhan dengan anak dan istrinya, namun selalu berdoa untuk kebaikan mereka.
Semangat semangat!
Pastinya dong Mbak. terus di doakan sama sama berdoa agar tetap di Jalan yang benar