Ada cerita tersendiri tentang menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Bukan hanya masalah keberanian mereka untuk bertindak, tapi juga keyakinan yang kuat dan optimis dalam meraih cita-cita dan tujuan.
Sebagai orang tua, kita berperan penting dalam mengarahkan anak-anak kita untuk menjadi generasi yang unggul. Kita sebagai fasilitator dalam perkembangan mereka, Tentunya mereka juga membutuhkan rasa percaya diri.
Daftar Isi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri Pada Anak
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rasa percaya diri pada anak diantaranya;
Pertumbuhan dan perkembangan pribadi
Sebelumnya saya menulis tentang Perkembangan Anak. Saat anak mengalami pertumbuhan fisik dan psikologis yang positif, mereka akan lebih yakin dengan diri mereka sendiri dan memiliki keyakinan dalam kemampuan mereka.
Beberapa waktu kebelakang si kakak sering tidak percaya diri karena merasa wajahnya tidak cantik.
Yah padahal wajahnya tidak ada yang aneh. Lagian dia putih dan cantik, kemungkinan besar dia melihat wajah yang lebih cantik 😛.
Tapi alhamdulillah dia akhir-akhir ini semangat berkegiatan dan berorganisasi. Dan kami selalu menekankan bahwa wajahnya itu cantik, dan bila ingin lebih cantik harus kita rawat.
Kecantikan wajah saja tidak cukup. Kakak harus belajar mengasah pengetahuan dan kecerdasan serta membangun akhlak yang baik.
baca Juga Membentuk Karakter Anak
Pendidikan dan Lingkungan
Beberapa waktu lalu si adik menangis setelah pulang sekolah. Alasannya karena takut pada penculik, setelah dia mendengarkan cerita gurunya.
Tentu saja dia takut, karena selama ini berangkat dan pulang sendiri (tidak kami antar dan jemput). Tapi kami bersyukur cerita penculikan itu tidak menimbulkan trauma yang berat setelah Bundanya menenangkannya.
Jadi si kecil tetap berani sekolah, dan selanjutnya Bundanya saya minta untuk menjemput di sela-sela kesibukannya.
Dalam hal ini pendidikan memberikan anak-anak dengan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan mereka, yang membantu mereka membangun percaya diri dan keyakinan dalam diri mereka.
Selanjutnya lingkungan, termasuk lingkungan keluarga, sekolah, dan teman-teman, juga mempengaruhi perkembangan percaya diri anak.
Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan yang menyediakan dukungan, penerimaan, dan pengakuan positif akan memiliki tingkat percaya diri yang lebih tinggi.
Pengalaman dan interaksi sosial
Saat anak mengalami pengalaman positif dan berhasil menyelesaikan tugas atau tantangan, mereka akan membangun keyakinan dalam kemampuan mereka dan meningkatkan percaya diri mereka.
Interaksi sosial juga membantu anak membangun identitas dan self-image mereka, yang memberikan mereka umpan balik dan penerimaan yang positif dari lingkungan mereka.
Pencapaian dan prestasi
Pencapaian dan prestasi itu bagaikan tangga yang mempunyai jenjang keatas. Setiap kita mencapainya seperti kita mendapatkan modal untuk bergerak ke atas.
Saat anak berhasil mencapai tujuannya atau meraih prestasi, mereka akan membangun keyakinan dalam kemampuan mereka dan meningkatkan percaya diri mereka.
Pencapaian dan prestasi juga memberikan anak-anak umpan balik dan penerimaan positif dari lingkungan mereka, yang membantu mereka membangun identitas dan self-image mereka.
Dari beberapa referensi salah satunya dari buku “Perkembangan Anak Usia Dini” Oleh Drs Ahmad Susanto, M.Pd. Beliau memaparkan beberapa hal untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Saya rangkum juga dari referensi link yang lain dari Fimela
Dalam hal ini kita tidak hanya memberikan pujian atas hasil yang mereka peroleh.
Kita sebagai orang tua harus fokus juga pada usaha dan kerja keras yang anak-anak lakukan. Mereka akan belajar bahwa proses belajar itu sangatlah berharga.
Suatu saat si kecil bertanya, ”Pa! mereka kok bisa main lato-lato lama.” Saya pun menjawab, “ Iya karena mereka latihan le.”
Si kecil sering bertanya kenapa mereka bisa ini dan itu. Saya hanya menjawab “karena mereka latihan” atau “karena mereka belajar”. terkadang saya juga menjawab,” Ichi kan pandai berhitung, terus belajar pasti jadi ahli.”
Si kecil membutuhkan kasih sayang dan penghargaan. Dengan mengatakannya kita sudah memulai langkah memberikan penghargaan dan kasih sayang.
Mereka merasa di belakang mereka ada yang melindungi dan menyayangi sehingga menjadikan mental mereka sehat dan bahagia.
3. Bersikap Luwes terhadap Kesalahan Anak
Dalam hal ini kita menyadari bahwa setiap orang pernah melakukan kesalahan. Jadi sikap kita lunak kepada anak-anak, tidak selalu memberikan hukuman.
Langkah ini agar anak menjadi lebih sportif dan mau mengakui kesalahan jika mereka melakukannya. terlebih lagi mereka mau dengan tulus meminta maaf.
4. Memberikan Tanggung jawab Sederhana di Rumah
Hal ini yang belum bisa saya lakukan dengan baik. Tapi tetap saya memberikan aba-aba.
Dalam hal ini si kecil harus membuang sampah pada tempatnya, Kakak harus menyapu dan ngepel lantai (Contoh untuk Adiknya). Ya kadang agak geleng-geleng kepala, karena sering kurang disiplin.
Hal-hal di atas adalah contoh sederhananya. Memberikan tanggung jawab itu memiliki arti, kita menghargai mereka.
Menempatkan tanggung jawab pada anak dapat membantu menumbuhkan percaya diri mereka, karena memberikan mereka kesempatan untuk mempraktikkan dan menunjukkan kemampuan mereka.
Kesimpulan
Peran orang tua dan lingkungan sekitar sangat penting dalam membangun rasa percaya diri pada anak.
Salah satu hal yang dapat kita lakukan untuk menumbuhkan percaya diri pada anak meliputi memberikan pujian dan dukungan.
Selanjutnya hal lain yang bisa kita lakukan adalah membiarkan mereka mencoba hal-hal baru, dan membantu mereka mengatasi masalah dan mencapai tujuannya.
Selain itu, membangun rasa keamanan dan rasa sayang yang kuat, serta memberikan contoh positif dan membantu anak mengembangkan kepercayaan diri mereka sendiri.
Tentunya, orang tua juga harus percaya diri dengan metode pendidikannya terhadap anak, soalnya memang tidak setiap metode itu cocok bagi setiap anak. Betul toh?
Tentu dong Pak. Kita juga bisa improve kok
Rasa percaya diri anak distimulasi dari keluarga ya sebelum akhirnya dia berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.
Sepakat nih dengan poin di atas untuk memuji, bukan hanya mengingat kesalahan anak.
Siap Kak, soalnya keluarga adalah pendidikan pertama anak njih