Bullying Dan Cara Mengatasinya

Pengertian Bullying

Pengertian Bullying berasal dari kata bull yaitu banteng. Kita sering memandang bahwa Banteng itu adalah hewan yang arogan, suka menanduk (menyeruduk). Maka makna bullying sendiri tidak lepas dari kata-kata menyakiti, mengintimidasi, menggertak secara fisik, emosional, maupun psiko sosial.

Pengertian ini, saya ambil dari percakapan narasumber Radio Suara Muslim Surabaya yaitu Bunda Yirawati pada hari Rabu tanggal 18 April 2019.

bullying dan cara mengatasinya
Gambar Ilustrasi Bullying dan Cara Mengatasinya

Pengingat

Oh iya, sebelumnya perlu kita ketahui kalau bullying bukanlah sifat, artinya sesuatu hal yang selalu tersemat pada diri seseorang, tapi bullying adalah suatu perilaku yang kita masih dapat mengubahnya. Lebih lanjut lagi, manusia itu diciptakan dengan fitrah yang baik, yaitu jika ada indikator yang tidak sesuai dengan kebenaran mereka akan merasakan keganjilan.

Tapi mengapa perilaku ini masih marak dilakukan, bakan banyak media yang masih menyiarkan berita tentang perilaku bullying. Bukankah kita mendengar akhir-akhir ini sempat viral pegawai KPI yang mendapat perlakuan bullying dari rekan kerjanya.

Mengapa Ada Pelaku

Pelaku biasanya tidak puas dengan sesuatu yang menimpa mereka. Kurang bahagianya keluarga, atas alasan pribadi yang lain. Pernyataan ini bukanlah pembenaran untuk pelaku. Walaupun hal-hal inilah yang menjadikan mereka pelaku bullying.

Mereka ingin menunjukkan kekuasaan, kekuatan, dan ingin mengendalikan orang lain. Mereka mencapai kepuasan pribadi dengan mengekang hak nyaman orang lain.

Macam-Macam Bullying

Perilaku bullying ada beberapa macam bentuknya, yaitu;

1. Bullying Verbal

Perilaku menyakiti orang lain dengan kata-kata. Bisa dengan memaki, menghina, umpatan, bahkan komentar buruk pada tubuh seseorang.

2. Fisik

Adalah perilaku menyakiti anggota tubuh seseorang untuk tujuan tertentu dan kepuasan tertentu. Misalnya; menampar, menginjak, meludah, memalak.

3. Relationship

Perilaku kasar terhadap pasangan, baik itu kekerasan sexsual maupun emosional.

4. Kekerasan Psikologis

Ini adalah bentuk yang juga berbahaya karena tidak memiliki bukti perilaku yang kasat mata. Seperti, Menatap sinis, mengucilkan, memandang dengan penuh ancaman, mempermalukan didepan umum.

Baca Juga :   Mengenal Bakat Anak

5. Kekerasan elektronika (cyber bullying)

Bukan hanya komentar jahat netizen, tapi juga segala macam jenis ancaman yang menggunakan media digital.

Akibat Dari Bullying

Kalau kita berbicara melihat drama misalnya drama korea, banyak kita jumpai masalah yang berkaitan dengan Bullying yang menyebabkan korban bunuh diri.

Itu bukan hanya di dunia fiksi tapi juga ada di dunia nyata. Misalnya saja pegulat Jepang yang bernama Hana Kimura, dia tidak kuat mendapatkan cyberbullying dari para netizen. Menghilangkan nyawa adalah tindakan paling tidak manusiawi karena melanggar hak kenyaman hidup manusia yang lain.

Adapun ciri-ciri seseorang (anak-anak maupun dewasa) yang menjadi korban. Mereka sering menyendiri, prestasi menurun, enggan bersosialisasi, penakut, tidak percaya diri. Jika indikator-indikator ini ada pada orang terdekat kita, sebaiknya kita komunikasikan dengan baik.

Cara Mengatasinya

Lakukan pencegahan, sebagai individu yang berpotensi melakukan tidakan kekerasan dan korban adalah dengan menumbuhkan rasa simpati dan empati, menumbuhkan rasa percaya diri, dan memahami hukuman tindak perlakuan kekerasan. (Baca Juga : Menumbuhkan Kesadaran Untuk Mengembangkan Diri)

Lakukan Pelaporan jika ada tidakan kekerasan, tentunya kepada pihak yang berwenang. Seperti kepada guru, jika ada dalam kondisi sekolah atau pihak berwenang ini adalah penegak hukum.

Lakukan Pengobatan, bagi korban tentunya melihat terlebih dahulu dari macam perilaku kekerasan yang mereka terima. Bahkan pengobatan ini tidak hanya untuk orang yang menjadi koraban tapi pelaku juga bisa mendapatkan pengobatan ini, melihat alasan mereka melakukan tindakan kekerasan, tentunya tidak melupakan hukuman agar mereka tidak mengulangi kembali.

Baca Juga Negosiasi dengan Anak agar Mau Belajar

Kesimpulan

Mari kita sama-sama pahami bahwa hal ini dapat terjadi dimana saja, bahkan dilingkungan keluarga sekalipun. Kita juga harus menjaga diri kita agar tidak menjadi pelaku ataupun korban, karena mempunyai rasa simpati dan empati. Saling mengerti adalah yang diperlukan agar tidak terjadi perilaku bullying.

7 pemikiran pada “Bullying Dan Cara Mengatasinya”

  1. Saking seringnya membaca tentang bulying, saya jadi semacam ketakutan dengan anak saya ketika sekolah.
    Takut dia dibully, takut dia membully.

    Tapi nggak ada cara lain memang selain mengajarkan agar anak mau speak up kalau di bully dan tentu saja menjauhi perilaku bullying

    Balas
    • Pertama saya berterimakasih pada Kak Rey. karena ada kekurangan ditulisan ini yaitu mengajarkan anak untuk berani berbicara.
      Sebenarnya itu juga bagian tersulit, mungkin mengajak selalu mengajak komunikasi yang berkualitas adalah jalan pertama.
      Untung juga jika ada saksi yang melaporkan.
      Tapi suatu harapan juga ketika ada laporan kepada kita, kita juga bukan orang yang melakukan pembully balik

      Balas
  2. Yang sedih sebenarnya juga ketika anak melaporkan dibully lalu orang tua atau gurunya tidak menanggapi serius, dianggap hal yang tak perlu dibesar-besarkan. Dulu saya pernah nanya ke dosen Jepang, sensei kenapa di Jepang banyak tindakan bullying (ijime). Beliau jawab di Jepang kasus bullying dianggap tinggi karena semua orang menyorotinya, beliau yakin di negara lain juga sebenarnya sama saja tetapi tidak semua orang menganggap serius.

    Balas
  3. yang paling sering terjadi saat ini bullying verbal, dan masalahnya sangat sulit untuk dicegah. kita sebagai orang dewasa sudah tentu sebuah kewajiban untuk mengingatkan mereka agar tidak menjadi salah satu pelaku bullying

    Balas

Tinggalkan komentar