Twenty-five Twenty-one adalah mini drama yang menceritakan tentang menggapai impian di latar waktu krisis 1998.
Para pemain drama tersebut antara lain bisa kita lihat gambar di atas, dari kiri; Bona (Kim Jiyeon) berperan sebagai Go Yoo-rim, Kim Tae-ri sebagai Na hui-do, Nam Joo-hyuk menjadi Baek I-Jin, Lee Joo Myung memerankan tokoh Ji seung-wan, Choi Hyun-wook sebagai Moon Ji-ung.
Kim Tae-ri berhasil dengan kuat menjiwai karakter tokoh utama. Dia berhasil kembali ke masa lalu di umur 18 tahun. Ceria, kocak, dan penuh semangat.
Mini drama ini memang banyak menunjukkan sudut pandang dari Na hui-do, seorang atlet Anggar muda yang memperjuangkan mimpinya. Di samping juga menampilkan beberapa perjuangan dari tokoh utama yang lain.
Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dalam kisahnya dalam menggapai impian di tengah krisis keuangan tahun 1998.
Baca Juga Asik dengan Drama Korea Racket Boys
Daftar Isi
Drama ini beralur mundur, lebih tepatnya maju-mundur aasik-asik (hihihi). Dalam episode awal Choi Myung-bin sebagai Kim Min-cae (Anak Na Hui-do) membuka jurnal dari Hui-do muda.
Ternyata catatan dalam jurnal ini bukan hanya sekedar catatan, Tapi juga tentang progres latihan dari hui-do muda dalam olahraga anggar. Dia menulis tentang yang telah dia kerjakan, dan sekaligus evaluasi untuk yang harus dia perbaiki.
Rajin dan Ulet dalam Memperjuangkan Impian
Hanya anggar yang bisa dia lakukan, itu kata-katanya saat berdebat dengan Ibunya. Negosiasi ulet untuk pindah sekolah, karena sekolah yang lama tidak mendukung lagi kegiatan atlet Anggar.
Na Hui-do muda sempat melakukan hal-hal bodoh untuk meninggalkan sekolah lama, tapi ini adalah sisi komedinya. Dia menemui pelatih dan bersedia berangkat lebih awal dengan berlari dan membawa pemberat.
Menaiki Tangga Ke Level yang Lebih Tinggi
Pindah sekolah tidak hanya pindah, Hui-do muda bertujuan untuk berlatih bersama dengan idolanya, bahkan latihannya lebih keras lagi.
Dengan melihat karakter bermain level yang lebih tinggi, kita mempunyai pandangan. Dan dengan berlatih kita seperti menaiki tangga menuju level yang lebih tinggi tersebut.
Hal-hal Lain yang Ada di Twenty-Five Twenty-One
Kita diajak kembali ke tahun 1998 dengan keadaan yang berat tapi cerita yang ringan. Keadaan yang berat karena waktu itu sedang krisi, ceritanya ringan karena kita mudah memahami alurnya.
Kita mengetahui teknologi yang berkembang di Korea masa itu. Banyak orang bahkan remaja yang sudah memegang pager, bahkan ada yang sudah punya HP. Peralatan anak sekolah sudah maju, mungkin kalau di Indonesia hanya di perkotaan atau ada di sekolah favorit. (saya tidak mau menerka itu hanya settingan drama)
Punya komputer untuk memposting rekaman radio, chatting menggunakan yahoo!Pager. Kalau kata istri yang hidup di perkotaan hampir sama kondisinya.
Begitulah teman cerita hari ini. Pastinya banyak cerita dan pelajaran lain yang bisa kita ambil dari mini drama Twenty-Five Twenty-One.
MasyaAllah senangnya baca review kdrama dari sudut pandang pria.
tadinya saya mau skip drama ini, eh setelah baca postingan ini, segera cari platform online mana yang nayangin xixixi.
Salam kenal dari penggemar Kdrama
Salam kenal Kak. sebenarnya bukan dari sisi lai-laki sih Kak tapi lebih ke angle pengembangan diri
lama tak berkunjung ke sini, ternyata tema blognya sama ya mas. kalau saya juga suka nonton film sih, tapi kurang begitu suka nulis reviewnya.
ini balog baru lagi mas Sandi. yang dulu sudah gak pernah saya tulisin. dan beberapa data hilang karena pernah migrasi ke wordpress tapi jarang aktif akhirnya ya hilang.