management,

Memahami Perilaku Konsumen Untuk Meningkatkan Penjualan

Bondan Bondan Follow Sep 12, 2021 · 5 mins read
Memahami Perilaku Konsumen Untuk Meningkatkan Penjualan
Share this

Pengantar Memahami Perilaku Konsumen

Saya adalah karyawan dari suatu perusahaan yang bergerak dibidang direct selling buku. Suatu saat ada pameran buku di kota Malang, dan saya diminta atasan untuk membuka stand di sana, sekaligus sebagai admin untuk keperluan para kolega (penjual).

Dalam pameran buku tersebut, saya juga sempat belajar dari mereka tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan calon konsumen (pembeli). Tentu berbeda melayani calon konsumen satu dan yang lainnya. Mereka harus tanggap terkait perilaku konsumen.

memahami perilaku konsumen Gambar memahami perilaku konsumen

Selain memperkenalkan produk, dalam proses komunikasi penjual secara tidak langsung mengharuskan diri untuk mendapatkan data-data seperti nama, alamat, nomor hp, profesi dari para calon konsumen. Walaupun calon konsumen tidak langsung melakukan pembelian waktu itu, Akan tetapi perkenalan dengan mereka sangat penting untuk dicatat karena ada proses tindak lanjut di saat yang akan datang.

Saya meyakini, pengetahuan tentang memahami perilaku konsumen yang dilakukan oleh para penjual tempat saya bekerja ini diperoleh secara alami, karena sebagian besar dari mereka bukan murni sebagai penjual tapi seorang pendidik.

Kemarin saya baru saja menemukan buku tentang seni menjual dari pelatihan pramuniaga PT Sarinah Cabang Malang tahun 1990 oleh Bapak mertua saya. Buku yang lama dengan bahasa lama. Tapi teorinya masih cukup relevan sampai sekarang. Karena setelah saya melakukan pencarian di internet, tidak begitu berubah, walaupun ada beberapa perkembangan bahasa dan akses memilih suatu produk. Seni menjual ini juga sedikit mengingatkan saya pada judul mata pelajaran kewirausahaan waktu sekolah SMK tiga belas tahun yang lalu, catat ya, “hanya ingat judulnya saja,” Heheheh.

Baca juga: Alasan Perlunya Perencanaan

Memahami Perilaku Konsumen dan Pengertiannya

Perilaku konsumen adalah proses dan atau aktivitas ketika seseorang melakukan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginananya. (Sumber: Wikipedia)

Sedangkan memahami perilaku konsumen adalah merupakan usaha atau studi tentang individu dan organisasi, serta bagaimana mereka memilih dan menggunakan produk.

Selanjutnya, memahami perilaku konsumen pun mempunyai tujuan, diantaranya adalah paham tentang karakter konsumen, untuk melakukan pelayanan yang sesuai dalam memberikan informasi produk yang dijual, dan mampu mengubah sikap tidak menentu bagi calon konsumen untuk menimbulkan minat kepada produk yang dijual, sehingga timbul tindakan membeli, dan yang terakhir memastikan para konsumen puas terhadap produk yang mereka beli.

Perlu diketahui juga, ada beberapa faktor yang menimbulkan sikap tidak menentu, antara lain:

  1. Faktor pribadi konsumen itu sendiri, seperti gaya hidup, usia, jenis kelamin, profesi, motivasi, penalaran, dan lain-lain.
  2. Faktor lingkungan konsumen, faktor ini meliputi pengaruh sosial media, budaya, kelas sosial, pendapatan dan lain-lain.
  3. Faktor psikologis, faktor ini dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen saat ini dan kebutuhan konsumen yang akan datang.
  4. Faktor penyampaian dari strategi pemasaran. Seperti, cara mendapatkan produk itu secara angsuran atau tunai, sifat produk, cara komunikasi dan atau penyampaian promosi.

Memahami 7 Tipe Perilaku Konsumen

Dari buku yang saya temukan menyatakan ada 9 (sembilan) tipe perilaku konsumen. Ketika saya melakukan pencarian di mesin browser, ada yang menyatakan 4 (empat) tipe. Saya pikir empat tipe ini adalah rangkuman dari sembilan tipe.

1. Memahami Perilaku Konsumen Tipe Konsumen yang Bijaksana

Konsumen ini sangat bijaksana dalam menerima dan menolak produk yang kita tawarkan. Perhatian saat melakukan komunikasi dengannya, dan berbicara secara terusterang tanpa menyakiti.
Dari yang saya lihat dari contoh penjual di pameran yang pernah ada, penjual menjadikan konsumen ini tidak hanya sekedar konsumen biasa melainkan sahabat dan teman. Tentu jika menjadikan sahabat dan teman perlu ketulusan dan perhatian lebih, bukan?

2. Konsumen yang Sibuk (Serba Cepat)

Konsumen yang sibuk, mempunyai waktu luang yang terbatas. Jika ada di lapangan, mereka akan menjawab dengan cara yang singkat, ya atau tidak.
Tapi sekarang serba internet, mereka bisa memesan di waktu luang. Maka pelayanan serba cepat seperti komunikasi yang efektif dan pengiriman yang cepat dan tepat lebih kita andalkan.

3. Konsumen yang Penuh Keraguan

Tidak mudah percaya adalah tipe konsumen seperti ini, apa yang mereka sampaikan bernada tidak percaya. Bentuk pelayanan yang harus kita lakukan adalah lebih kepada demonstrasi produk, memberikan contoh produk, serta pengetahuan spesifikasi produk.

4. Konsumen yang Bersemangat

Mudah percaya yang diucapkan penjual adalah tipe konsumen yang bersemangat, mereka juga banyak berbicara melebihi penjual. Tapi kelemahannya adalah sikap yang cepat berubah karena mudah terpengaruh.
Jadi bagi seorang penjual adalah selain menjadi pendengar yang baik kita hendaknya lekas untuk mengunci keputusan mereka, dengan uang muka atau penjualan langsung.

5. Konsumen yang Pemarah atau Aneh

Menghadapi konsumen tipe ini, kita memerlukan kesabaran yang prima. Karena selain sering menunjukkan kemarahan yang kurang beralasan terkadang memberikan celaan-celaan yang sifatnya bermusuhan.
Menunggu sejenak dan memastikan kebenaran informasi terkait produk dan alur pelayanan adalah pintu utama menghadapi konsumen tipe ini.

6. Konsumen yang Terpelajar

Konsumen terpelajar mempunyai perhitungan yang logis atas penjelasan yang penjual berikan. Saya pernah mendapat cerita dari atasan yang telah menarik produk tabungan dan pindah ke produk tabungan yang lain, gara-gara keuntungan yang atasan dapat.

7. Konsumen yang Terbiasa

Konsumen hanya terbiasa dengan satu merek tertentu. Keputusan pembelian ini tidak mereka dasarkan atas loyalitas atau promosi dari produk yang konsumen beli.
Saya sendiri ketika membeli makanan selalu pecel warung yang ada di pojok perumahan. Teman-teman sering mengatakan kepada saya seperti lagu Bayu Skak, “isuk pecel, awan pecel, sore mangan perecel” (pagi pecel, siang pecel, sore makan pecel).
Mungkin harga murah dan rasa lebih enak akan mengubah pendirian saya. Karena saya tidak mempunyai motto pecel harga mati.

Untuk Meningkatkan Penjualan

*Pemahaman atas perilaku konsumen harus mereka latih, sehingga para penjual paham konsumen yang sedang mereka layani. Artinya Pelayanan sesuai dengan perilaku konsumen dan hendaknya mencatat informasi diri konsumen.

*Para penjual juga dapat merancang program penjualan yang pas dari pengumpulan informasi yang mereka dapatkan saat berkomunikasi dengan para konsumen. Bahkan dapat mengetahui dan memprediksi trend pasar.

*Meningkatkan kemampuan daya saing dengan para kompetitor. Karena meningkatnya kualitas layanan dan kualitas produk.

Join Newsletter
Get the latest news right in your inbox. We never spam!
Bondan
Written by Bondan Follow
Blogger, Employer, love to explore new ideas and write on my morning coffee!


Komentar Pengunjung Lama

Nursini Rais (2021-09-13 22:13:18)

Duh, kayaknya saya tipe konsumen nomor 3 kali. Sering ragu. He he … Intinya, seorang penjual harus menguasai trik-terik khusus untuk berjualan ya, ananda Bondan. Ulasan yang detail dan infornatif. Selamat malam.

Pak Eko (2021-09-14 14:34:04)

jadi ilmu konsumen tahun 1990 pun sampai saat ini masih relevan ya. Kira kira perilaku konsumen yang paling banyak berubah apa ya? Salam sehat dan selamat beraktifitas.

Bondan Murdani Soleh (2021-09-14 19:30:52)

Injih Bu Nursini, sering ragu ini karena apa njih Bu. Apakah karena spesifikasi produk atau karena butuh tidak butuh. hehehe. Selamat Malam Bu

Bondan (2021-09-14 19:36:34)

Iya Pak. Masalah Karakter Konsumen masih bisa dibuat pijakan. Ada 1 karakter dibuku otu yang saya tidak ulas. Konsumen penunggu. Konsumen penunggu itu setelah jelas malah langsung beli. Dan dipameran buku saya pernah menemui itu. Saya tidak menulisnya mungkin sangat jarang. Karena sekarang sudah menggunakan teknologi. Penjelasan tinggal lihat youtube. Lihat review blog. Mereka akan beli. Jadi kondisi ini tidak dirasakan secara langsung oleh penjual. Tapi kalau tatap muka kemungkinan akan menemui ini pak

Andrie K. (2021-09-14 21:41:17)

<p>Wahhh penting banget memang untuk mempelajari perilaku konsumen seperti ini, apalagi tujuan dari berjualan kan untuk mencari untung</p>

Bondan Murdani Soleh (2021-09-14 22:59:02)

Klo strategi memang berkembang Pak. Dulunya Orang hanya me nyangka kalau survei kepuasan adalah untu meningkatkan pelayanan. Bukan hanya itu repeat order kan butuh Njih Pak. Bahkan ide dr pelanggan bisa digunakan untuk mengembangkan perusahaan

Bondan (2021-09-14 23:00:27)

Google kn ada toolnya mas, google analityc

Bondan (2021-09-14 23:01:34)

Enggan mencoba merk lain njih Kak

M. ALI (2021-09-15 08:26:09)

Mantap Mas Bondan Artikelnya, dali Alicyborg Magazine,

Afriant Ishaq (2021-09-16 09:46:40)

Yang paling unik adalah konsumen pemarah dan aneh. Kalau bahasa marketing zaman beheula itu mah niatnya bkn beli. 😅 Tapi kalau cukup bisa melayaninya dengan baik pasti akan balik lagi. Karena umumnya konsumen bila bersikap seperti ini buat banding-bandingkan pelayanan dan harga.

Bondan (2021-09-16 10:59:18)

Sebenarnya seperti itu kak, malah mereka bisa jadi pembeli setia

Iqbal (2021-09-18 08:04:07)

Terima kasih tulisannya, bagus banget.

Ngomong-ngomong saya punya buku Muhammad Teladanku nya SDI.

Para keponakan-keponakan ada orang yang sudah bisa baca (ada 3 orang) suka baca sampai habis buku-buku itu.

Jadi saya sistemnya begini, buka 1 jilid lalu ponakan harus baca sampai selesai nanti baru saya kasih jilid selanjutnya. Ternyata mereka baca sampai habis lalu nagih kapan jilid satunya dibuka.

Bondan Murdani Soleh (2021-09-18 10:29:28)

Alhamdulillah Pak, semoga bermanfaat bagi keluarga njih bukunya.

Pak Eko (2021-09-18 19:49:20)

nah, ini baru tahu Konsumen penunggu yang malah repeat order ya.

Bondan (2021-09-18 20:08:04)

Iya Pak, soalnya biasanya konsumen model ini tidak dIrasakan secara langsung oleh para penjual. Karena hanya menunggu penjelasan dengan lengkap. Maka dari itu yang dikedepankan adalah pelayanan para penjual dalam presentasi produk mereka.

Saya merasa informasi produk suatu produk dan pelayanan para penjual saat ini sudah berkembang. Jadi menutupi perilaku konsumen ini.

Reyne Raea (2021-09-23 01:42:42)

Kalau saya tipe 2 :D Bukan sibuk sih, sok sibuk wakakka. Cuman saya tuh ketika memutuskan nanya penjual, itu berarti saya udah siap beli, karena kalau cuman tanya-tanya, ogaaahh banget deh tanya penjual, saya bakalan cari tahu sendiri in silent *halah :D

Makanya, ketika saya chat terus respon penjual malas-malasan, ya udah saya cari yang lain hahahaha

Bondan (2021-09-23 16:18:23)

yaa kayaknya tipe penunggu